Ernest Hemingway
Ernest Hemingway
(1899-1961), lengkapnya Ernest Miller Hemingway,
peraih Hadiah Nobel Sastra 1954. Ia menulis cerpen, novel, puisi, dan naskah
drama. Kisah hidup anak seorang dokter yang dibesarkan di perumahan elit
Chicago ini tak kalah menarik dengan karya-karyanya. Ia adalah sosok
kontroversial. Walaupun cukup berhasil dalam hampir seluruh aktivitasnya di
sekolah menengah, ia sempat dua kali berhenti sekolah dan minggat dari rumah
sebelum bergabung sebagai reporter magang di sebuah koran lokal yang terbit di
Kansas City, lalu menjadi sopir ambulan pasukan Sekutu di Italia dalam Perang
Dunia Kesatu dan pulang dalam keadaan terluka sebagai pahlawan perang.
Kemudian ia menulis
feature secara teratur untuk mingguan Star Weekly yang terbit di
Toronto, Kanada. Pada usia dua puluh tiga tahun ia menikah untuk pertama
kalinya, lalu pergi keliling Eropa sebagai seorang wartawan lepas. Di sana ia
melakukan serangkaian kontak dengan para sastrawan terkemuka Eropa saat itu:
Gertrude Stein, James Joyce, Ezra Pound.
Buku pertamanya
terbit pada 1923, Three Stories and Ten Poems. Pengalaman hidupnya yang
luas dituangkan dalam karya-karyanya kemudian, antara lain A Farewell to
Arms (1929) dan The Old Man and the Sea (1952) yang berkisah tentang
perjuangan seorang nelayan tua Kuba untuk menangkap seekor ikan marlin raksasa.
Ia banyak menulis tentang hal-hal berbau kekerasan: perang, adu matador, perburuan,
kehidupan di laut. Ia juga dikenal sebagai seorang pecinta yang berkobar-kobar.
Hemingway menikah
empat kali dan menjalin sekian banyak affair selama hidupnya. Tiga
pernikahannya berakhir dengan perceraian. Sebuah anekdot mengatakan bahwa untuk
menyelesaikan sebuah novel masterpiece, ia membutuhkan seorang istri yang
berbeda. Pengarang flamboyan yang doyan mabuk-mabukan ini akhirnya mati bunuh
diri di usia tua dengan menggunakan senapan berburunya.
Beberapa karyanya
yang lain antara lain In Our Time (1925, kumpulan cerpen), The Sun
Also Rises (1926, novel), Men Without Woman (1927, kumpulan cerpen),
Death in the Afternoon (1932, novel), Winner Take Nothing (1933,
kumpulan cerpen), For Whom the Bell Tolls (1940, novel), A Moveable
Feast (1964, memoar), dan By Line M Hemingway (1967, kumpulan karya
jurnalistik). Sejumlah novel dan kumpulan cerpennya telah diterjemahkan ke
bahasa Indonesia, antara lain Lelaki Tua dan Laut (1973, oleh Sapardi
Djoko Damono), Pertempuran Penghabisan (1976, oleh Toto Sudarto
Bachtiar) dan Salju Kilimanjaro (1996, oleh Ursula Buditjahja). [Sumber:
Ensiklopedia Sastra Dunia]
Ambil yang baik
sebagai inspirasi, buang yang buruk sebagai pelajaran.
Sekian dan terima
sayang,
Osya *_*
Post a Comment