Header Ads

Bahasa Percakapan Dalam Cerita Anak | Kelas Cerita Anak dan Belia

Bahasa Percakapan dalam Cerita Anak
Oleh : Maya Lestari GF
Dalam : Kelas Cerita Anak dan Belia

Materi ini pada 9 Maret 2014 adalah tentang bahasa cerita anak. Umum diketahui, bahwa cerita anak memiliki bahasa yang sangat anak-anak dan ringan, tapi, seperti apa sih bahasa yang ringan itu? Bahasa yang ringan, adalah bahasa yang umum digunakan sehari-hari.

Misalnya, untuk menggambarkan hujan badai dalam percakapan, sangat jarang kita menggunakan deskripsi,

'hujan jatuh seperti segerobak paku yang dilemparkan ke atap rumah. Daun-daun bercerai berai, diterbangkan dan digulung angin hingga ke tempat-tempat jauh. Petir meledak-ledak seperti seribu mercon. Urat-urat apinya menjalar ke segenap penjuru langit'. 

Biasanya kita cuma bilang,

'hujan lebat sekali. Angin kencang'

 Nah, bahasa dalam cerita anak-anak adalah bahasa percakapan, bukan bahasa sastra. Cara kita bercerita pun seperti kita bercerita dengan lisan pada anak-anak.

Contoh:

Di sebuah desa ada seorang peternak ayam yang bernama Pak Badi. Setiap pagi ia selalu membersihkan kandang dan mengambil telur-telur ayam. Namun, pada suatu pagi ia sangat terkejut, karena tidak satu pun ayamnya yang bertelur...

Gaya bercerita seperti di atas sangat mudah dipahami anak-anak. Coba bandingkan dengan gaya bercerita di bawah ini

Di sebuah desa yang tenang dan rindang oleh pepohonan, tinggallah seorang peternak tua bernama Pak Badi. Dia sudah beternak sejak kerut-merut di wajahnya belum ada sama sekali. Ia telah matang dalam dunia peternakan. Ia selalu tahu ayam mana yang sehat atau sakit hanya dengan sekali lihat. Bahkan, ia juga bisa menghitung secara tepat, waktu yang dibutuhkan seekor ayam betina untuk bertelur hanya dengan melihat raut muka sang ayam. Bisa dikatakan ia adalah seorang maestro ayam.
Suatu pagi, saat mtahari belum lagi naik sepenggalah, seperti biasa ia masuk ke kandang ayamnya untuk mengumpulkan telur-telur. Namun, ada sesuatu yang luar biasa pagi itu. Tak satu pun ayamnya yang bertelur. Ini menimbulkan keheranan yang sangat...

Gaya bercerita yang terakhir bukanlah gaya percakapan anak-anak. Bahasanya lebih rumit, berputar-putar, banyak aksesori. Cerita anak-anak tidak memerlukan aksesori. Langsung saja masuk ke pokok persoalan.

Oke, saya rasa demikian saja materi untuk minggu ini. Untuk lebih jelasnya silakan baca buku-buku cerita anak bagus yang beredar di pasaran. Ada beberapa yang keren. Seperti kisah-kisah Enyd Blyton dan Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto. Terakhir, quote saya tetap seperti minggu-minggu sebelumnya:  Guru terbaik seorang penulis adalah buku-buku yang bagus.

Sumber Gambar : http://lucu.co/wp-content/uploads/2013/09/gambar-kartun-anak-belajar.jpg

No comments

KOBIMO@2012. Powered by Blogger.